Ria In Memorial

28 September 2007, setahun yang lalu, seseorang yang paling aku sayangi, dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku.


Ria..
Setahun yang lalu, kamu berjuang, gigih melawan penderitaan, sakit, yang mungkin teramat sepele. Namun karena kelalaian dokter dalam mengdiagnosa, plus, juga karena kelalaian petugas puskesmas dalam memberikan obat, akhirnya membuat dirimu, seorang diri harus melawan penyakit itu. Aku tau, kamu bahkan, juga terpaksa harus berhadapan dengan kesalahan obat yang diberikan oleh dokter, yang turut menyulitkan perjuanganmu.
Memang, akhirnya kamu kalah, setelah empat hari berjuang dengan kegigihan yang luar biasa.
Ria, walaupun baru sembilan bulan kurang dua hari, umurmu saat itu, namun kamu hebat dalam mempertahankan dirimu dari kekejaman diare, serta komplikasi hebat karena kesalahan dokter itu.
Ria, aku kagum, melihat betapa gigihnya kamu, yang mau terus menetek pada ibumu, bahkan yang mau terus saja menerima suapan air gula garam yang disuapkan padamu, bahkan marah, protes, tanpa tangis saat ibumu melepaskan teteknya. Kamu seakan-akan mengerti, bahwa tubuhmu membutuhkan cairan yang banyak demi menggantikan cairan tubuh akibat dehidrasi karena diare.
Bahkan saat-saat tubuhmu megalami kekejangan pun, kamu masih terus kuat menghisap asi, sekalipun tubuhmu,dan mulutmu mengalami kekejangan.

Kamu memang luar biasa, dalam mempertahankan hidupmu, seakan-akan kamu memahami, bahwa kami sangat membutuhkanmu.

Ria andai kamu bisa mengontrol gerak detak jantungmu, walaupun sedikit saja, kamu pasti tidak akan pernah kalah melawan diare dan komplikasi karena obat yang laknat itu, walaupun nanti, perjalanan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah Atambua, yang membutuhkan perjalanan yang melelahkan, lebih kurang empat jam lamanya.
Namun saat dalam perjalanan, dengan ambulance, tanpa bantuan infus, yang baru sejam itu, saat itulah saat penghabisan.

Mamamu berceritera, diakhir hembusan nafasmu pun kamu masih angkat tangan dan mengayunkan seperti biasa saat kamu melambaikan salam pada orang yang menggodamu, kamu masih memanggil mama-papa..

Selamat jalan Ria..

Bila bisa, jagalah mamamu, papamu, kakak-kakakmu serta saudara kembarmu, Rio, dalam perjuangan hidup ini..

Ria, maafkan kami yang tidak mampu membantumu.
Juga dokter, perawat, petugas puskesmas, maupun kepala puskesmas kecamatan Sasi Tamean, Kabupaten Belu, yang tidak cepat tanggap dan salah dalam menanganimu.

Selamat jalan, kamu akan menjadi kenangan indah kami, karena kamu cerdas, sabar dan selalu penuh canda-ceria..

Selamat jalan, kamu akan tetap hidup di hati ini..

Setting email yahoo pada handset

Incoming mail:
pop.mail.yahoo.com
port:
995
outgoing mail:
smtp.mail.yahoo.com
port:
465
account name:
nama yahoo id anda
email address:
alamat email yahoo anda

De

http://www.studiohp.com/news_detail.php?id=9472&sub=all

Anda bisa belajar menulis disini

Bila anda punya aspirasi atau ide atau pengalaman menarik atau mungkin juga tidak menarik, mengapa anda tidak mengabadikannya dalam tulisan anda sendiri? Atau anda berpikir tidak ada media yang bisa menampung anda? Wah, itu sudah berlalu, anda bisa menciptakan blog atau... ini tempatnya! Tulis terus karya anda, apapun tulisannya, ops... Tunggu! Jangan memfitnah, jangan seronok, dan, hampir lupa, karya berupa foto-foto anda juga bisa di pasang disini, asal jangan porno, maksudnya jangan mengeksploitasi sisi sex seperti; maaf, organ kelamin wanita maupun pria buah dada wanita juga pria, foto wanita telanjang atau bugil, juga pria bugil. Kemudian foto-foto ciuman yang kelewat seronok, foto-foto adegan ranjang atau bersetubuh. Juga termasuk film-film sex, seperti film pria atau wanita tanpa busana, film-film mesum, dan film-film dewasa lainnya, sementara ini tidak ada tempatnya disini.

Jalan-jalan yuk!

"Ngapain kamu ke Wini?", tanya temanku di ujung telepon sana-Kefa. Ngapain? Ah, mau tau aja urusan orang, kamu!
E, eh, tunggu dulu, jangan tersinggung dulu, ya, kamu jangan tersinggung dulu, ini bukan untuk kamu yang baca blogku ini, ini untk yang nelfon aku tadi, lagian juga itu hanya kataku dalam hati kok.
"ada deh!", jawabku, "ada yang perlu bantuanku di sini, mau tau?", lanjutku.
"iya, makanya aku nelfon!", suaranya kembali meninggi.
"dengar, ya", kataku pelan, lagak orang penting. "pertama, ada seseorang yang sangat memerlukan bantuanku, kedua, ya, sama, ada seseorang yang sangat memerlukan bantuanku juga, okey?", hehe... lu penasaran kan?
"Kamu ribet amat", suaranya agak melengking, mungkin jengkel kali ya? "seseorang siapa? Bantuan apa?", lanjutnya.
Aku ketawa, ternyata memang mau tau dia. Hehe... gak apa-apalah, ku pikir itu bukan kelancangan yang gak sopan, mungkin itu ekspresi kepedulian dia padaku.
"Seseorang pertama tadi adalah; ibu-punya suami yang bekerja di Malaysia, merantau sejak tujuh tahun lalu, mereka telah memiliki dua orang anak, tapi baru-baru ini dia melahirkan anak lagi, bukan karna di hamili suaminya yang belum pernah pulang tujuh tahun itu, tapi oleh seorang pegawai negeri sipil, yang juga telah memiliki anak serta istri sah"
"Lalu?"
"Ibu itu saat ini terlantar begitu saja, pns yang di maksud malah telah pindah secara diam-diam, tidak bertanggung jawab gitu loh"
"Mm..." dia diam, mikir kali ye? "kalo bisa kamu bantu, cobalah beri bantuan", katanya menasehati, "tapi harap hati-hati!" lanjutnya "orang desa ko?"
"Ya, begitulah!"
Nah, kamu yang baca, sampe sini aja teleponnya ya, aku sih ga apa-apa, tapi dianya bisa marah karna tidak minta ijin mempublikasikan ini.
Hehe...



II

Lanjut lagi ya, tadi barusan aku di ajak makan oleh tuan rumah, tempat aku menginap.
Oh, ya, aku di sini sudah tiga malam lho!
Tiga malam pula telah aku tidur di sini, tempat ini namanya Kaleo, jarak dari Kefa 40 km, 2an km lagi sampai di Wini. Sedangkan Ponu masih 40 km lagi.
Dalam tiga hari ini aku pergi-pulang Ponu-Kaleo. Tujuannya, ya, itu, kalo kamu masih ingat dengan telefonan di awal tadi, itulah yang sedang ku tangani. Tentu saja salah kalau kamu berpikir bahwa aku adalah seorang anggota Polri, penasehat hukum atau aktifis kemanusiaan(?) yang lainnya. Hehe... lagi-lagi kamu penasaran kan? Ah, masa bodo amat ma kepenasaranmu itu. Kamu tebak sendiri saja ya? Ya cari tau sendiri, gitu!

Kembali lagi, tadi aku bilang sudah tiga hari ini aku bermalam di sini.
Nah, aku perkenalkan ya, itu coba lihat sendiri fotonya, yang bertopi, itu sedang nelfon anaknya, saat ku ambil fotonya. Beliau aku kenal sebagai pak Jhon Timo, ia telah memiliki dua orang anak, Iko dan Ika, begitu mereka di panggil. Istri pak Jhon- adalah bidan pada Puskesmas Wini, betul ya, pak Jhon?
Selama ini, pengamatanku, mereka adalah keluarga yang cukup harmonis, setidaknya dimataku. Aku kenal mereka sudah cukup lama, mungkin lima atau tujuh tahunan, persisnya aku tidak ingat, alias lupa.
Ini bukan kali pertama aku inap di sini, entah sudah yang keberapa kali, aku juga tidak ingat lagi.
Nah, sampai sini dulu bagian ini, karena aku harus pergi Ponu, sementara pak Jhon setelah mengantar istrinya untuk membantu seorang ibu yang hendak melahirkan, ia lalu kembali pergi keAtambua, mengantari bekal untuk anak pertamanya, Iko, yang barusan masuk SMP HTM Halilulik, iya kan, pak Jhon?
Kok aku berpanjang-panjang kata lagi, sudah ah, aku cabut dulu!