Jalan-jalan yuk!

"Ngapain kamu ke Wini?", tanya temanku di ujung telepon sana-Kefa. Ngapain? Ah, mau tau aja urusan orang, kamu!
E, eh, tunggu dulu, jangan tersinggung dulu, ya, kamu jangan tersinggung dulu, ini bukan untuk kamu yang baca blogku ini, ini untk yang nelfon aku tadi, lagian juga itu hanya kataku dalam hati kok.
"ada deh!", jawabku, "ada yang perlu bantuanku di sini, mau tau?", lanjutku.
"iya, makanya aku nelfon!", suaranya kembali meninggi.
"dengar, ya", kataku pelan, lagak orang penting. "pertama, ada seseorang yang sangat memerlukan bantuanku, kedua, ya, sama, ada seseorang yang sangat memerlukan bantuanku juga, okey?", hehe... lu penasaran kan?
"Kamu ribet amat", suaranya agak melengking, mungkin jengkel kali ya? "seseorang siapa? Bantuan apa?", lanjutnya.
Aku ketawa, ternyata memang mau tau dia. Hehe... gak apa-apalah, ku pikir itu bukan kelancangan yang gak sopan, mungkin itu ekspresi kepedulian dia padaku.
"Seseorang pertama tadi adalah; ibu-punya suami yang bekerja di Malaysia, merantau sejak tujuh tahun lalu, mereka telah memiliki dua orang anak, tapi baru-baru ini dia melahirkan anak lagi, bukan karna di hamili suaminya yang belum pernah pulang tujuh tahun itu, tapi oleh seorang pegawai negeri sipil, yang juga telah memiliki anak serta istri sah"
"Lalu?"
"Ibu itu saat ini terlantar begitu saja, pns yang di maksud malah telah pindah secara diam-diam, tidak bertanggung jawab gitu loh"
"Mm..." dia diam, mikir kali ye? "kalo bisa kamu bantu, cobalah beri bantuan", katanya menasehati, "tapi harap hati-hati!" lanjutnya "orang desa ko?"
"Ya, begitulah!"
Nah, kamu yang baca, sampe sini aja teleponnya ya, aku sih ga apa-apa, tapi dianya bisa marah karna tidak minta ijin mempublikasikan ini.
Hehe...



II

Lanjut lagi ya, tadi barusan aku di ajak makan oleh tuan rumah, tempat aku menginap.
Oh, ya, aku di sini sudah tiga malam lho!
Tiga malam pula telah aku tidur di sini, tempat ini namanya Kaleo, jarak dari Kefa 40 km, 2an km lagi sampai di Wini. Sedangkan Ponu masih 40 km lagi.
Dalam tiga hari ini aku pergi-pulang Ponu-Kaleo. Tujuannya, ya, itu, kalo kamu masih ingat dengan telefonan di awal tadi, itulah yang sedang ku tangani. Tentu saja salah kalau kamu berpikir bahwa aku adalah seorang anggota Polri, penasehat hukum atau aktifis kemanusiaan(?) yang lainnya. Hehe... lagi-lagi kamu penasaran kan? Ah, masa bodo amat ma kepenasaranmu itu. Kamu tebak sendiri saja ya? Ya cari tau sendiri, gitu!

Kembali lagi, tadi aku bilang sudah tiga hari ini aku bermalam di sini.
Nah, aku perkenalkan ya, itu coba lihat sendiri fotonya, yang bertopi, itu sedang nelfon anaknya, saat ku ambil fotonya. Beliau aku kenal sebagai pak Jhon Timo, ia telah memiliki dua orang anak, Iko dan Ika, begitu mereka di panggil. Istri pak Jhon- adalah bidan pada Puskesmas Wini, betul ya, pak Jhon?
Selama ini, pengamatanku, mereka adalah keluarga yang cukup harmonis, setidaknya dimataku. Aku kenal mereka sudah cukup lama, mungkin lima atau tujuh tahunan, persisnya aku tidak ingat, alias lupa.
Ini bukan kali pertama aku inap di sini, entah sudah yang keberapa kali, aku juga tidak ingat lagi.
Nah, sampai sini dulu bagian ini, karena aku harus pergi Ponu, sementara pak Jhon setelah mengantar istrinya untuk membantu seorang ibu yang hendak melahirkan, ia lalu kembali pergi keAtambua, mengantari bekal untuk anak pertamanya, Iko, yang barusan masuk SMP HTM Halilulik, iya kan, pak Jhon?
Kok aku berpanjang-panjang kata lagi, sudah ah, aku cabut dulu!

1 comment:

Anonymous said...

son ada tanggal postingannya, tulisannya bagus cuma penekanannya bikin orang kurang mengerti, kalo om mau seluruh dunia baca mungkin bahasa indonesia dan juga penekanannya yang perlu diperbaiki, jujur beta suka dengan masalah yang om angkat dan cuma sekali lagi perbaiki penekanan pada kalimat2nya. ok